Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

"AI Bukan Musuh!" – Pesan Menohok AMJI Sulsel di Wajo

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:01 WIB Last Updated 2025-12-21T15:01:07Z

PAPARAZZIINDO.COM. WAJO – Masih banyak yang menganggap Artificial Intelligence (AI) sebagai ancaman yang akan menggusur peran manusia. Namun, di Ruang pertemuan Kantor Inspektorat Kabupaten Wajo, Minggu (21/12/2025), stigma itu dipatahkan.

Ketua AMJI Sulsel, Hamka Hamid, memberikan pesan menohok: AI bukan musuh, melainkan kawan bagi mereka yang mau berkembang.

Dalam pelatihan yang diinisiasi oleh Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) ini, Hamka Hamid tidak berbasa-basi. Ia menegaskan bahwa ketakutan terhadap teknologi biasanya lahir dari ketidaktahuan.

"AI hadir untuk membantu manusia bekerja lebih cerdas, bukan untuk menggantikan posisi jurnalis atau aparatur desa. Keputusan dan tanggung jawab tetap ada di tangan kita, bukan mesin," tegas Hamka di hadapan para peserta.

Adaptasi atau Tersisih

Bagi jurnalis, Hamka memberikan peringatan keras. Di tengah banjir informasi digital yang tak terbendung, penguasaan AI adalah syarat mutlak untuk bertahan. AI bisa mempercepat riset data dan verifikasi informasi, namun integritas tetap menjadi domain manusia.

"Di era ini, jurnalis yang menguasai AI akan memimpin narasi. Sebaliknya, mereka yang menolak belajar hanya akan menjadi penonton dan perlahan tertinggal oleh zaman," tambahnya.

Pesan tajam ini juga dialamatkan kepada aparatur desa di Wajo. Sebagai garda terdepan pelayanan publik, desa tidak boleh gagap teknologi. Pemanfaatan AI dalam administrasi dan transparansi informasi publik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Pelatihan ini menjadi momentum bagi peserta untuk "bangun" dari zona nyaman. Diskusi yang berlangsung dinamis menunjukkan bahwa ada kegelisahan sekaligus ambisi besar dari para jurnalis dan perangkat desa di Wajo untuk naik kelas.

Menutup pemaparannya, Hamka mengingatkan bahwa secanggih apa pun teknologi, ada satu hal yang tidak dimiliki mesin: Hati Nurani.

"Teknologi boleh melesat, tetapi nurani dan tanggung jawab sosial harus tetap menjadi kompas utama kita," pungkasnya. (*/Pz).
×
Berita Terbaru Update