Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UNICEF Bersama Yayasan Jenewa Madani Indonesia Kolaborasi dengan Dinkes Sinjai Gelar Orientasi Gizi Ibu dan Anak Tekan Stunting

Rabu, 20 Agustus 2025 | 15:53 WIB Last Updated 2025-08-20T07:55:22Z

PAPARAZZIINDO.COM. SINJAI - UNICEF bersama Yayasan Jenewa Madani Indonesia berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kabupaten Sinjai serta didukung Tanoto Foundation mengadakan Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA). Selasa (19/08/2025).

Serta Penguatan Posyandu dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) di Kabupaten Sinjai.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Grand Rofina ini merupakan tindak lanjut orientasi tingkat provinsi. 


Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinkes Sinjai, drg. Farina Irfani dan peserta orientasi berasal dari TP PKK, Dinas Kesehatan Kabupaten dan 16 puskesmas di Sinjai, meliputi tenaga pelaksana gizi, bidan koordinator, dan pengelola promosi kesehatan.

Kegiatan orientasi berjenjang ini sebagai upaya nyata dalam penguatan peran Posyandu dan tenaga kesehatan agar layanan gizi dan kesehatan semakin berkualitas serta menjangkau masyarakat luas.

Selama ini perhatian besar memang banyak tercurah pada isu stunting, padahal masih ada berbagai masalah gizi lain yang juga penting ditangani.

"Oleh karena itu, kegiatan ini menggunakan pendekatan siklus hidup, mencakup ibu hamil, ibu menyusui, baduta, balita, hingga remaja, sehingga intervensi gizi dapat lebih menyeluruh dan berkelanjutan,"ujar dr. Farina Irfani.

"Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting nasional mencapai 19,8%, sementara Sulawesi Selatan berada pada angka 23,3% dan Kabupaten Sinjai 28,6%. 

Kondisi ini menegaskan perlunya langkah bersama untuk memperbaiki praktik pemberian makan, pemantauan pertumbuhan anak, serta peningkatan layanan gizi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),"ungkapnya.

Sementara itu, Surahmansah Said, M.P.H selaku Direktur jenewa Institute dalam sambutannya menyampaikan bahwa setiap puskesmas diundang untuk mengirimkan tiga orang perwakilan dengan harapan pesan kunci pencegahan stunting dapat diteruskan secara konsisten hingga tingkat masyarakat. 

"Kehadiran tiga unsur ini juga menjadi simbol kolaborasi lintas program, agar seluruh pihak dapat berjalan dengan satu tujuan dan satu suara dalam memperbaiki gizi masyarakat,"jelasnya.

‘’Output dari kegiatan ini diharapkan tidak hanya berupa peningkatan kapasitas peserta, tetapi juga penyebarluasan informasi penting terkait pencegahan stunting dan indikator gizi lainnya.

Untuk mendukung hal ini, telah disiapkan media sederhana berupa kipas pesan kunci yang merangkum materi secara singkat dan praktis, sehingga dapat langsung digunakan sebagai alat edukasi bagi masyarakat” sambung Direktur Jenewa Institute.

“Selama ini, pesan kunci yang disampaikan kepada masyarakat sering kali kurang seragam, apalagi dengan keterlibatan banyak sektor, sehingga menimbulkan perbedaan pemahaman. Oleh sebab itu, kita perlu kembali menegaskan pesan kunci bersama agar penyampaiannya lebih konsisten.

"Olehnya itu orientasi berjenjang ini tidak boleh berhenti di dalam ruangan saja. Pesan kunci yang telah dipelajari harus benar-benar diteruskan hingga ke masyarakat.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) mengamanatkan agar hasil orientasi ini disosialisasikan di tingkat puskesmas dan dilaporkan pelaksanaannya. 

Dengan begitu, setiap pihak yang hadir dapat menjadi perpanjangan tangan untuk menyampaikan pesan kunci pencegahan stunting secara konsisten’,"tambah Sekretaris Dinkes Sinjai.

Melalui orientasi ini, peserta mendapatkan pembekalan mengenai tiga pesan kunci utama pencegahan stunting yakni Gizi dan kesehatan ibu hamil serta ibu menyusui, Pemberian MP-ASI yang tepat dan demonstrasi pemorsian, Pemantauan pertumbuhan, perkembangan anak, serta mekanisme umpan balik di Posyandu serta peserta juga mempelajari teknik konseling, edukasi gizi, penguatan aksi bergizi, serta deteksi dini wasting.

Sebagai tindak lanjut, peserta berkomitmen untuk menyelenggarakan orientasi bagi kader Posyandu, memobilisasi sumber daya di tingkat kabupaten dan puskesmas, serta memperkuat konseling, edukasi, dan kampanye pencegahan stunting di masyarakat menggunakan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP). (Adv).
×
Berita Terbaru Update